jump to navigation

Curug Dago, Air Terjun yang Terlupakan April 9, 2007

Posted by indra kh in travel and places.
trackback

Adalah Curug Dago, sebuah air terjun di daerah Bukit Dago, Bandung yang kian jarang dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasinya yang cukup terpencil dan kurang ditunjang promosi pemerintah kota, disinyalir menjadi penyebab, mengapa tempat wisata ini sepi pengunjung ?

curug dago

Pemandangan Curug Dago di siang hari (ma/indrakh.wordpress.com)

Kendati letaknya tersembunyi, namun Curug Dago bisa dibilang sangat dekat dengan akses jalan utama, dan terminal Dago. Namun kondisinya sangat berbeda jauh dengan Taman Budaya Propinsi Jawa Barat (Dago Tea House) yang selalu ramai didatangi orang. Padahal antara Dago Tea House dan Curug Dago letaknya juga berdekatan.

Curug Dago sebenarnya termasuk kawasan Taman Hutan Raya (THR) Ir H Djuanda. Selain Curug Dago, tempat-tempat yang termasuk THR Ir H Djuanda adalah hutan Dago Pakar, gua-gua buatan peninggalan Belanda dan Jepang, kolam buatan yang berfungsi sebagai tempat penampungan air dari sungai Cikapundung untuk PLTA, dan Curug Omas di Maribaya. Dibanding lokasi-lokasi ini, Curug Dago merupakan daerah yang paling jarang dikunjungi.

Terletak di ketinggian sekitar 800 m di atas permukaan laut, Curug Dago juga menyimpan jejak sejarah bagi Kerajaan Thailand. Tak jauh dari lokasi air terjun, terdapat dua prasasti batu tulis peninggalan sekitar tahun 1818. Menurut para ahli sejarah, kedua prasasti tersebut konon merupakan peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) yang pernah berkunjung ke Curug Dago.

Tinggi air terjun ini memang tidak setinggi Curug Omas di obyek wisata Maribaya, yang memiliki ketinggian 35 meter. Curug Dago hanya memiliki ketinggian lebih kurang 10 meter. Namun karena terjunan air jatuh ke dalam sebuah rongga yang terbentuk oleh batu-batu besar sehingga suara gemuruh air sangat terdengar jelas dari kejauhan.

Sayang, pengrusakan alam di daerah hulu kian tak terkendali, sehingga air yang mengalir di curug ini semakin kotor saja. Padahal sekitar dua dekade lampau (saat pendidikan ekstra kulikuler), saya masih bisa menikmati bermain air di sungai yang mengalir ke Curug Dago.

cikapundung

Kondisi hulu sungai Cikapundung yang menjadi sumber air Curug Dago (ma/indrakh.wordpress.com)

Sekitar tahun 90-an hingga awal tahun 2000, saat tinggal di daerah Bukit Dago, beberapa spesies burung dan serangga masih sangat mudah saya jumpai bila kita menyusuri jalan dari daerah Tanggulan (Dago Pojok) ke arah Curug Dago. Namun kini jumlahnya kian sedikit karena habitatnya tergusur oleh pemukiman.

Semoga saja kondisi ini bisa segera ditangani, dan penataan Curug Dago dan sekitarnya tidak terkesan di-anak tirikan. Tentu patut disayangkan jika Bandung harus kehilangan pesona dari salah satu tempat wisatanya, yang juga menyimpan jejak sejarah.

Komentar»

1. deking - April 9, 2007

Kok airnya tidak jernih ya Mas? Atau karena musim penghujan?
Tapi pemandangannya mantap…

@ deking : Selain musim hujan, kondisi di hulunya sudah rusak, mas. Pemandangannya memang masih oke.

2. grandiosa12 - April 9, 2007

hayu atuh urang bandung ameng ka curug! ulah ameng ka mal wae.. beuki se’eur wae mal teh lah.. rieut ningalina..

mungkin perlu direncanakan suatu nilai tambah baru di kawasan itu sehingga menarik lebih banyak wisatawan.. (studio poto barangkali? hehehe)

@ Grandiosa : Studio foto-nya menyediakan juga pakaian2 nyunda. Kan eduun, bari di pangsi nganggo bendo dipoto dihandapeun curug, hehe

3. kangguru - April 10, 2007

ehm curug dago jadi inget keur mangsa bobogohan kang nyumput di guha noong batur dan ditoong batur heuheuy deuh

@ kangguru : deeuhh anu nostalgia………:D

4. IndraPr - April 10, 2007

Wah, jadi malu, ngaku urang Bandung tapi belum pernah kesana euy. Pernah sih ke Taman Ir. H. Juanda-nya mah, sama ke gua Belanda dan gua Jepang-nya, tapi itu 20 tahun yang lalu kali, waktu masih kecil… 🙂

@ IndraPr : 20 tahun ?? Waduh lama sekali itu Pak Indra 🙂 Nanti kalau pulang dari Singapura boleh-lah menyempatkan jalan-jalan ke Curug Dago.

5. peyek - April 10, 2007

guwa belanda dan jepang kok nggak di skrinsut

@ Peyek : Ke gua Belanda /Jepang masih sekitar 5 km lagi dari lokasi, mas 😀 Lain kesempatan saya usahakan.

6. antobilang - April 10, 2007

weh…berdasar cerita2 yang saya dengar, kok lebih bagus pemandangan di pusat perbelanjaan DAGO itu ya?
*ngelap iler yang udah netes2*

@ Antobilang : Nah, kalau pemandangan yang di pusat perbelanjaan itu cocok buat yang hobi ngabisin duit n yang senang cuci mata 😀 , jadi mau pilih yang kategori mana, mas ?

7. ..:X W O M A N:.. - April 11, 2007

Jalan-jalan wae… janten kabita 😀

@ X Woman : Kaleresan weh, nuju gaduh waktos 😀

8. iffata - April 11, 2007

Eh Mas, aku pernah loh jalan kaki dari Dago sampe Maribaya ..
Trus ngelewatin air terjun. Apa air terjunnya yang itu ya? 😀

@ Iffata : Beda lagi itu. Kalau yang sering dilewati dari jalur Dago – Maribaya namanya Curug Omas. Kalau Curug Dago letaknya tak jauh dari terminal angkot Dago.

9. Herna Hermawan - April 19, 2007

wah jadi hayang pulang kampung padahal saya teh asli orang dago kuncen curug dago tiaphari ka curug dago . orang tua masih di dago pojok cuman saya pindah ke inggris 10 tahun yang lalu, tiap pulang pasti ke curug dago

terima kasih fotonya euy.

@ Herna : Boleh juga tuh kalau mau mempromosikan curug dago di Inggris 😀

10. han2 - November 13, 2007

Subhanalloh…..begitu banyak ciptaan Alloh yang patut qt syukuri..tp knp qt banyak melupakanNya?renungkanlah wahai sobat2ku…

11. NING HAWA - Maret 7, 2008

AIRNYA KOK KERUH SICH KENAPA?
LAGI BANJIR YA…..?
TAPI CUKUP BAGUS JUGA SICH…..!

12. teti - Mei 21, 2008

TAMBIH DEUI CAI CURUG DAGO TAMBIH KIRUH PISAN SEUER RUNTAH ETA PANGINTEUN JALMI NU NGADON NGANJANG KACURUG SABARI NGOMPRENG JENG RUNTAHNA SOK DIBELEWERKEURN WAHANGAN CURUG DAGO. TEU UYAHAN PISAN ETA JALMI TEH

13. mahasiswanegarawan - Juli 1, 2008

Kalo minggu pagi, saya suka jalan kaki dari kostan di taman sari, terus lewat kampung cisitu, tembus ke jalan setapak yg mau ke curug dago. Emang tempatnya adem sih, cuma airnya kotor n banyak sampah.

14. densar - Juli 14, 2008

lagi cari teman waktu gogolosoran di chat area ,eh ketemu orang ohio, ngobrol sana sini, akirnya minta photo, kebetulan saya posisi di Malaysia, jadi cuma bisa kirim foto barudak lagi asyik di foto di air terjun, awalnya lupa namanya tuh , setelah ingat baru sadar mereka difoto di tempat main jaman baheula taon 75 .. 77. nah setelah kirim foto background curug dago, si X teh minta lagi foto2 itu, saya kan bingung . tapi lumayan walau hanya ‘crop’ dari situs ini bisa nyambungin komunikasi lagi
viva bandung…….

15. nandes - November 10, 2008

terngantung yg pada datang,tau diri untuk bersihin itu tempat pasti air ya bersih lagi.setahu saya dimana ada air terjun pasti air ya bersih,jgn lupa yg pada datang lepaskan ikan minimal 10 ekor ikan apa saja.

16. moneta - Mei 26, 2009

aku kelas lima aku hr minggu ini mau ke curug dago tp kok air ya koyor

17. Curug Dago « wisata indonesia - Mei 30, 2009

[…] Sumber : https://indrakh.wordpress.com […]

18. omas_witarsa - Juli 21, 2009

salam ! …..air terjun Curug Dago seharusnya bisa bening ,kalau ada kerjasama dengan Kolam Tahura dan PAM , sebaiknya kalau mereka menguras kolam maupun reservoar PAM seyogyanya jangan di hari libur , dimana banyak pengunjung ingin menikmati indahnya debur air terjun Dago yang legendaris itu . Sudah beberapa bulan ini teman-teman dari Penjelajah rimba dan pendaki gunung “CAMEL” turun langsung kekawasan sungai Cikapundung terutama di Curug Dago , melakukan pembersihan sampah setiap sabtu dan minggu serta mengupayakan untuk memasang jaring sampah. yang ingin bergabung datang saja ke Curug Dago.

19. galih - Agustus 4, 2009

banyak sampah sih di curug dago mah

20. izay.. - Agustus 10, 2009

ass.
kalau dari kopo sayati naik angkot kang,, abis dari dari luar kota baru pindah,hehehe..
jadi pingin maen ksana??
salam kenal kang dari saya..

21. dudung - Agustus 5, 2010

Sebaiknya pemerintah pemda/pemkot atau bahkan perintah provinsi secepatnya untuk segera memanfaatkan atau melindungu keutuhan curug dago sebelum rusak lebih parah.

Hal itu penting sekali jangan sampai nanti terjadi pencaplokan oleh warga lain baru perintah bersikap berang, seperti halnya pencaplokan budya seni kita oleh Malayasia. Bila hal itu terjadi koyol namanya ….
Maaf bila pedas, dari pada lembut tapi kecolongan, he..he..

22. indonesian exotic islands - Januari 14, 2011

beginilah indonesia.. Bnyak tempat wisata yang terbengkalai..

23. Andini Jacktour - Mei 9, 2011

Selalu tulisan nya baguus yaa,.. 🙂
Semoga Curug ini lebih terawat,.. jadi bnyk pengunjung,..

24. Selamat Datang | Curug Dago - Juni 29, 2011

[…] sumber : https://indrakh.wordpress.com/ […]

25. panduan wisata bandung - Juli 15, 2011

mantap sekali informasinya, indah pula curugnya, Bandung memang kota sejuta pesona dan keindahan…

26. ari3f - Mei 21, 2013

Info menarik! Oiya, Curug Dago pernah dikunjungi oleh Raja Chulalongkorn dari Siam pada 17 Juni 1896. Tapi kurang tahu apakah beliau meninggalkan prasasti atau tidak. Salam

Iyat - Februari 15, 2016

eh saya mh baheula sok ngojay di curug dago th bari ngnteur non belanda hanjakal leutik keneh nu calana porno, eta ngaran porno ti dago (porosot nolol) baheula, saya mh deukeut imahna handapeun terminal, cikeneh ka dago mani waas euy


Tinggalkan komentar