jump to navigation

Bebek van Java di Bulan Puasa September 24, 2007

Posted by indra kh in Bandung, food and drink, Jalan-jalan, kuliner, makanan, ramadhan, travel and places.
trackback

Sepintas cara memasak bebek kalasan ini mirip dengan masakan ayam goreng Suharti, yakni dibubuhi kremes yang terbuat dari tepung kanji dan tepung beras di atasnya. Rasanya mantap, bau anyirnya nyaris tidak ada. Dagingnya juga garing dan empuk, tidak alot atau liat seperti masakan daging bebek pada umumnya

Sabtu (24/9) kemarin, Yan mengajak saya untuk berbuka di Bebek van Java Jl Dipatiukur no 5 yang konon merupakan salah satu tempat makan yang memiliki menu masakan bebek terenak di kota Bandung, selain kedai bebek goreng Darmo di Jl Jawa dan kedai bebek di Jl. Hasanudin. Pukul 17.00 WIB kami bertiga (Yan, Udiens, dan saya) meluncur dari salah satu tempat di ketinggian Bandung menuju lokasi. Namun hujan yang turun sangat deras di tengah perjalanan memaksa kami untuk berteduh sesaat di bawah jembatan layang Paspati, di sekitar Jl Cikapayang.

“Bebek van Java di Jl. Dipatiukur yang dipenuhi pembeli (indrakh)”

Hujan sebenarnya belum usai, masih rintik-rintik. Namun karena adzan maghrib sebentar lagi tiba. Akhirnya kami pun nekad meneruskan perjalanan. Sampai lokasi ternyata semua tempat sudah penuh. Bulan puasa seperti ini ternyata Bebek van Java banyak sekali peminatnya. Mau tak mau kami harus rela masuk waiting list. “Siap-siap nungguin nih,” ujar saya dalam hati. Beruntung sebelum adzan Maghrib Udiens berinisiatif membeli teh kotak di kios seberang, jadi tidak perlu khawatir mencari makanan/minuman untuk membatalkan shaum.

Sekitar pukul 18.15 WIB akhirnya kami berempat dapat tempat di Lantai 1. Lho kok jadi berempat? Pasalnya ada teman Yan yang datang (yang mana lagi nih, hehe). Setelah memesan menu, kami bergiliran untuk shalat di mushala kecil yang berada di lokasi. Menu yang kami pesan adalah: bebek kalasan, cah kangkung, teh manis hangat, dan jeruk manis hangat. Oh, iya di bulan puasa seperti saat ini Bebek van Java buka mulai pukul 16.00 hingga pukul 23.00 WIB.

“Bebek kalasan, lalab, dan nasi bungkus dari Bebek van Java (indrakh)”

Seusai shalat, menu yang kami telah tunggu pun tiba. Bebek kalasan, lalab (ketimun,selada), tahu goreng dan nasi bungkus dikemas dalam keranjang anyaman bambu. Sambal dan kecap disajikan terpisah. Begitu pun dengan minuman. Sepintas cara memasak bebek kalasan ini mirip dengan masakan ayam goreng Suharti, yakni dibubuhi kremes yang terbuat dari tepung kanji dan tepung beras di atasnya. Rasanya mantap, bau anyirnya nyaris tidak ada. Dagingnya juga garing dan empuk, tidak alot atau liat seperti masakan daging bebek pada umumnya. Hanya saja ukuran daging bebek yang disajikan menurut saya terlalu kecil. Yang dahsyat adalah rasa sambalnya. “Wuiih benar-benar pedas.”Masakan cah kangkungnya juga sip, tidak asin, meskipun akan lebih oke bila dikasih recahan udang rebon atau suiran ayam. Sayang cah kangkung datangnya belakangan, sehingga terpaksa makannya kami gado, tanpa ditemani nasi dan daging bebek.

Selain bebek kalasan, menu unggulan lain yang ada di tempat ini adalah bebek bakar dan bebek goreng. Rumah makan ini pun menyediakan berbagai menu masakan ayam seperti ayam bakar dan ayam goreng. Dari sisi harga, makanan di sini pun relatif murah. Dengan budget Rp 20.000/ orang, Anda sudah bisa makan di Bebek van Java.

Makan malam kami saat itu pun kian meriah saat dua orang pengamen jalanan menampilkan aksi musikalisasi puisi (cerita ini tampaknya akan saya sajikan pada tulisan lain). Sebelumnya salah seorang pengamen yang nampaknya merupakan anggota KPJ (Kelompok Pengamen Jalanan) juga sempat menyanyikan beberapa buah lagu secara baik.

Untung menjangkau Bebek van Java Anda dapat melalui Jl. Dipatiukur dari arah perempatan Jl. Jl Ir.H.Djuanda (Dago) – Pasar Simpang. Setelah sampai di Jl Dipatiukur Anda terus saja (tanpa belok) hingga ujung jalan. Sekitar 50 M sebelum persimpangan Jl Ir.H.Djuanda (BCA)-Cikapayang-Surapati, Anda akan menjumpai lokasi tersebut di sebelah kanan (samping Lab Medicore). Untuk mencapai Bebek van Java bisa juga langsung dari arah selatan Jl Ir.H.Djuanda. Setelah sampai di bawah jalan layang paspati, tepatnya di persimpangan Jl Ir.H.Djuanda (BCA)-Cikapayang-Surapati-Dipatiukur selanjutnya Anda harus belok ke kiri ke arah Jl Dipatiukur. Lokasi tersebut akan Anda jumpai di sebelah kiri, seberang warung tenda Madtari.

Penasaran dengan tempat makan ini? Silahkan mencobanya. Siapa tahu bisa jadi salah satu alternatif tempat untuk berbuka puasa.

Komentar»

1. roisz - September 24, 2007

semoga bukan pertamax 😀

katanya berempat 😀

@ roisz: pertamax lah, hehe. Iya tuh berempat sama siapa, ya :mrgreen:

2. andri - September 24, 2007

Menu tuk buka puasa ini luar biasa pak..moga ada kesempatan tuk coba ya..

@ andri: selamat mencoba :mrgreen:

3. taryan - September 24, 2007

Duh matak ngiler weh .. ternyata pa Bondan KH sudah banyak menjelajah tempat penyedia makanan cepat saji, sekali-kali dicoba juga membahas cah pakis sayuran khas priangan timur tea geuning he he

@ Taryan: tah sebelum membahas cah pakis kedah ngantosan kiriman pakisna heula ti Pangandaran, hehehe. Sono yeuh kana pakis, komo plus udang mah, glek 😀

4. enggar - September 24, 2007

Blog nya kok isinya makanan melulu mas Indra? Puasa.. nih.. puasa.. ::). Duh, godaannya kok gede banget ya? 😉

@ enggar: hehe, saya kan hanya mengusulkan tempat-tempat yang layak untuk dikunjungi, mbak (alesan 😀 )

5. Rully - September 24, 2007

Lho kok jadi berempat? Pasalnya ada teman Yan yang datang …

mana bukti/capture-nya? :mrgreen:

@ Rully: kalau saya capture khawatir “teman” Yan yang lain ada yang komplain, hehe. Jadi biar jadi tebakan saja.

6. roffi - September 24, 2007

pertamax.. lapar euy

@ roffi: hayoh geura ka Bandung, ameh tidak penasaran 😀

7. peyek - September 24, 2007

hah… bener-bener bikin ngiler….
sampean bertanggung jawab buat ngirim bebeknya ke rumah!

@ peyek: bebeknya saya attachment lewat email saja, ya cak 😀

8. xwoman - September 25, 2007

heuheuheu…wisata kuliner teruusss :mrgreen:

tikamari ngabibita wae…nuju saum ieu teh ulah janten penggoda iman 😆

@ xwoman: kan ieu mah menyajikan alternatif pilihan untuk berbuka bagi pembaca, hehehe

9. almascatie - September 25, 2007

wh kalo buka pake ini nikmat skealiiiiiiiiiiiii
^_^

@ almascatie: apalagi kalau tidak ngantri dulu untuk nunggu giliran, dijamin lebih nuekmatt 😀

10. on2hood - September 25, 2007

Keun ciah… puasa2 ngadon dahareun we di papajang teh teu Kang Kabayan teu didieu matak maruringkak kana bulu irung yeuh nahan lapaaar jadina teh he.. he..

Punten kang kumaha damang?

@ on2hood: Sanes dalam rangka ngabibita ieu mah, mung masihan saran bilih bade buka shaum di tempat2 ieu, hehehe. Alhamdulillah sae, kumaha sawalerna juragan?

11. Rayyan Sugangga - September 26, 2007

Lain kali bisa coba juga Sop Kaki yang deket BCA juga, nggak jauh dari Bebek van Java. Enak …

Untuk bebek, bisa untuk perbandingan, coba bebek yang di dekat Boromeus dan Telkom Japati, biasanya jam 7:30-an sudah habis 🙂 Antrinya itu lho ..

@ Rayyan : waaah … [ngiler mode: ON]….. layak dicoba, nih 😀

12. icha - September 29, 2007

gila…ngiler..mpe ngeces2

@ icha: waduh sory nih bikin ngiler yang baca, hehe

13. Kurt - Oktober 1, 2007

Kaya apaa rasanya kang.. jadi penasaran bebek itu untuk dinikmati di bulan puasa ini.. sayang oh sayang letaknya jauh sekali … 🙂

@ Kurt: Mirip dengan daging ayam, hanya seratnya lebih tebal. Tapi dagingnya empuk kok. Sambalnya itu yang enggak nahan: puedazz, pak. Kalau mampir ke Bandung silahkan dicoba, pak 🙂

14. antoix - Oktober 2, 2007

Wah, membahas kulinernya sudah sangat fasih dan detail… (Kok jadi lapar ya? Pdhal baru jam 10)

@ antoix: waah masih belajar ini, pak 🙂

15. Berusaha Hingga Ujung Senja « Indra KH - Februari 19, 2008

[…] kali saya berjumpa dengan bapak sepuh sang penjual kerupuk ini. Hampir setiap kunjungan saya ke RM Bebek van Java selalu melihat dia. Meskipun jarang timbul minat untuk membeli dagangannya, namun rasa iba rasa […]

16. avriananda - Juli 23, 2008

Wah nih Bebek terkenal bgt yahh.. deket banget sama kost2an saya di Kyai Gede Utama, tapi saya keburu selesai kuliah di bandung kemudian kembali ke Jakarta. Jadi gak pernah ngerasain nih bebek. Begitu tau ada bebek terkenal begini, eh gw di Belanda… Saya sering makan Bebek Ali Borromeous, pernah makan disana gak kang?

17. ebol - Desember 4, 2008

salam kenal,,,mau minta ijin,,muat foto bebek van java nya di situs saya,,,kalau boleh,,,tolong kabar2in ya,,,makasih,,


Tinggalkan Balasan ke Kurt Batalkan balasan