jump to navigation

Lansia Bukan Halangan Berkarya Oktober 16, 2009

Posted by indra kh in culture, fenomena, hidup, Jalan-jalan, my-life, serbaneka.
Tags: , , ,
trackback

Akhir pekan lalu saya berkesempatan mengunjungi negeri tetangga, Singapura. Banyak hal yang bisa diceritakan dari hasil kunjungan tersebut, mudah-mudahan satu per satu bisa saya kupas di sini. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah bagaimana cara negeri singa itu dalam mengaryakan para lansia.

"Salah satu lansia penjual es di kawasan Bugis (dok/ikh)"

"Lansia penjual es di kawasan Bugis st, Singapura (dok/ikh)"

Ketertarikan sudah saya rasakan sejak di Bandara Internasional Changi. Dalam hati saat itu timbul pertanyaan, mengapa para petugas kebersihan di bandara tersebut orang tua semua, dan tidak ada orang muda? Ah mungkin itu hanya kebetulan di bandara saja, pikir saya.

Namun penilaian tersebut ternyata keliru karena para petugas kebersihan lansia itu juga banyak saya jumpai di sekeliling kota. Di stasiun-stasiun MRT (Mass Rapid Transit), hotel, pusat belanja (mal)  hingga trotoar jalan-jalan utama semua petugas kebersihan berasal dari generasi tua. Oh iya, satu hal yang unik lagi dari mereka adalah hampir semua petugas cleaning service yang saya jumpai mengaktifkan earphones dan music player saat bekerja, sehingga seluas berapa pun area yang harus dibersihkan sepertinya tetap mereka nikmati.

Selain sektor kebersihan, di negeri yang pada abad 14 dikenal dengan nama Temasek ini para lansia itu juga banyak yang berkarya di sektor usaha penjualan es krim dan es potong. Mereka mudah sekali dijumpai di pusat-pusat keramaian seperti: Orchard, Chinatown, Bugis, Tampines, dll. Para lansia penjual es ini juga lebih ramah dan murah senyum dibandingkan para pedagang di sektor lainnya yang seperti sangat sulit untuk tersenyum.

"Kebersihan Singapura salah satunya berkat kiprah para lansia (dok/ikh)"

"Kebersihan Singapura salah satunya berkat kiprah para lansia (dok/ikh)"

Kebijakan Singapura yang menyediakan secara khusus lapangan kerja bagi para lansia menurut saya sangat bagus. Apalagi persaingan di negeri yang dirintis Sir Thomas Stamford Raffles ini termasuk sulit. Para lansia ini harus bisa bertahan hidup di negara dengan standar kehidupan termahal ke-5 di Asia dan ke-14 di dunia. Jika tidak disediakan mata pencaharian khusus bagi mereka tentunya bersaing dengan penduduk yang masih muda tidak akan mudah. Sebagai catatan dari sekitar 5 juta penduduk Singapura saat ini, lebih kurang 7%-nya adalah penduduk yang berusia 65 tahun ke atas. Dengan adanya peluang lapangan kerja, bagi mereka pasti cukup melegakan.

Mungkin masih ada sektor pekerjaan lain yang diprioritaskan untuk para lansia di Singapura, namun selama kunjungan beberapa hari itu baru kedua sektor tersebut yang saya lihat. Bila ada diantara Anda yang mengetahuinya semoga bisa turut berbagi di sini.

Komentar»

1. .lala - Oktober 16, 2009

belum pernah kesana, jadi gatau.. :p

iyah selain mungkin lapangan pekerjaan yg lebih dari cukup,mungkin jg karna SDM nya terbatas. maka jhal tersebut bisa dilakukan,
coba kalo di sini, yg muda aja banyak yg tidak punya kesempatan,
sedangkan yg tua juga terlalu santai dalam bekerja dan punya posisi (ny)aman yg GAMAU diwariskan..

2. jokostt - Oktober 18, 2009

Seharusnya suatu negara memberikan perlakuan baik terhadap para Lansianya seperti di Singapura ini. Negara kita memang tidak semaju dengan mereka dalam banyak hal yang salah satunya dengan bisa memberikan lapangan pekerjaan yang layak dan merata buat warga negaranya.
Terima kasih, Mas Indra untuk bagi pengalamannya selama di Singapura.

Kebetulan saya juga posting artikel di blog saya tentang Lansia, masih anget karena baru beberapa jam posting. Semoga perlakuan tidak menyenangkan yang dialami para Lansia tidak terus terjadi di negara kita dengan….Silahkan berkunjung kalau ingin tahu lanjutannya. klik Ngemplang!

3. asri - Oktober 18, 2009

wogh, cool!
negri ttangga yg satu ini emg pantas jd contoh
eniwei, klo anak muda nya bs berkarya smw tp kan?

4. peyek - Oktober 19, 2009

Menarik kang, tapi entah kita mesti bilang apa, negeri kita memang tak pernah sungguh-sungguh dalam hal demikian.
jadi penasaran soal berbaginya selama di Singapura itu

5. Yari NK - Oktober 19, 2009

Wah lansia memang harus terus “didayagunakan” bukan berarti harus “diperah” loh…. karena itu akan menguntungkan lansia itu sendiri. Menurut banyak penelitian, lansia yang terus aktif (baik fisik maupun otaknya), insya Allah, akan terus berstamina, tidak cepat pikun dan akan terus merasa mempunyai arti bagi kehidupan ini.

6. antown - Oktober 19, 2009

impian saya itu ke singapura, kapan ya bs ksana gitu. semoga lansia di indonesia juga semakin kreatif meski kondisi aslinya tidak seperti yg kita harapkan bersama

7. pakde - Oktober 19, 2009

Denger2 Selain pandai mengemas product pariwisata, Singapore juga lebih tertib, lebih aman, lebih ‘tourist friendly’. Beda dengan di kita yang notabene semau guwe. Kapan ya Indonesia bisa pandai mengemas product pariwisata??

8. Halaman Putih - Oktober 19, 2009

Negeri kita gimana nih? Di saat negara tetangga mampu membuat para lansia berkarya, dalam negeri justru banyak pengangguran yang kebanyakan adalah generasi muda produktif.

9. narsis - Oktober 19, 2009

hmm. singapura emnga tempat yang bersih, seharusnya kita bisa lenih baik dari mereka..

salam kenal mas..

10. sawali tuhusetya - Oktober 19, 2009

wah, selamat atas perjalanannya ke singapura, mas indra. jadi ngiri, nih, kapan saya bisa melancong ke sana, ya, hehe … hmm … kebijakan pemerintah singapura dalam memberikan ruang bagi lansia utk berkarya dan berekspresi layak juga utk diteladani bagi negeri kita. semoga kaum elite kita mulai memikirkannya.

11. ABDUL AZIZ - Oktober 20, 2009

Di Singapura yang muda-mudanya tentu lebih berpendidikan, karena itu mereka menempati posisi tertentu dalam pekerjaan.Barangkali karena itu untuk petugas kebersihan memperkerjakan para lansia. Mungkin juga karena penduduknya sedikit.
Sementara di kita yang muda-muda dan berpendidikan pun masih kesulitan untuk dapat pekerjaan.

12. adipati kademangan - Oktober 20, 2009

kalau untuk urusan pariwisata negeri temasek bisa dijadikan pembanding. Segi pengemasan dan kebersihan patut diacungi jempol. Bahkan orang tua pun diberi kesepatan kehidupan yang layak di negeri itu.

13. rey - Oktober 22, 2009

nice postingan…

14. indra kh - Oktober 28, 2009

@ Lala: Mudah-mudahan ada kesempatan ke sana 🙂
@ Jokostt: Trims kunjungannya. Segera menuju TKP
@ Asri: Ada banyak hal yang bisa kita contoh dari mereka, dan ada juga yang mesti mereka contoh kepada negeri ini, seperti keramahan bangsa Indonesia.
@ Cak Peyek: Mudah2an maraknya studi banding para pejabat membuahkan sesuatu hasil bisa diterapkan
@ Yari NK: Betul pak, banyak beraktivitas fisik dan otak di masa tua bisa menimalisir kepikunan
@ Antown: Semoga bisa berkunjung ke sana, mas
@ Halaman putih: Apakah disebabkan penduduk kita terlalu banyak dan wilayahnya terlalu luas mungkin ya?
@ Narsis: mudah2an suatu saat bisa seperti itu
@ Pak Sawali: Mudah2an memiliki kesempatan berkunjung ke Singapura, pak
@ Abdul Aziz: Bisa jadi karena seperti itu pak
@ Adipati Kademangan: Baru mendarat di Bandara Changi saja sudah banyak hal yang membuat saya iri dengan mereka 🙂
@ Rey: Terima kasih

15. Bang Aswi - November 2, 2009

Pengennya ke Singapura biar bisa menengok langsung kehidupan mereka. Dan betapa bahagianya kalau di Indonesia juga diterapkan peraturan tersebut mengingat kaum muda yang dikaryakan malah cenderung apa adanya.

16. pulung - Desember 27, 2009

Bagus sekali, jalan bisa sebersih itu di Singapura, dan sebaik itu kebijakan ketenagakerjaannya. Seandainya di kota-kota besar Indonesia bisa mencontohnya.

17. irvan - Maret 13, 2010

betul…betul…betul…

18. irvan - Maret 13, 2010

para pembaca komentator yang baik hati kalau ada waktu singgah ya ke blog ku
makasih ….

19. nofiamutiara - Juni 21, 2010

bagus sekali jika sampai lansia masih bisa produktif karena dengan memiki kegiatan akan membuat lansia merasa masih bisa melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain


Tinggalkan Balasan ke narsis Batalkan balasan