jump to navigation

Kang Ibing dan Rubrik Piala Dunia Juni 12, 2014

Posted by indra kh in Budaya, sepakbola.
Tags: , , ,
trackback

Ajang piala dunia kali ini rasanya kurang lengkap karena tidak ada lagi rubrik sepakbola oleh Kang Ibing di Harian Umum Pikiran Rakyat. Komentar tentang pertandingan ditulisnya dengan cara jenaka dan menghibur. Sisipan kata-kata dalam isi rubriknya yang diambil dari Bahasa Sunda, dirangkainya dengan unik sehingga seakan-akan menjadi bahasa asli dari negara peserta. “Slinmach caprucken” (silaing mah ngacapruk) yang sepintas dibaca seperti Bahasa Austria, atau Brazilen nu jagoen diskten, komo Spanyolen!, (Brasil nu jago disikat, komo Spanyol) yang mirip Bahasa Belanda adalah contoh bahasa buatan Kang Ibing dalam ulasannya.

Kang Ibing (kanan) saat masih bersama grup lawak D'Bodors (foto dari www.indonesianfilmcenter.com)

Kang Ibing (kanan) saat masih bersama grup lawak De Kabayan (foto dari http://www.indonesianfilmcenter.com)

“Slinmach caprucken” (silaing mah ngacapruk) dalam Bahasa Indonesia lebih kurang artinya “Anda bicaranya ngawur, mengada-ada. Sedangkan Brazilen nu jagoen diskten, komo Spanyolen!, (Brasil nu jago disikat, komo Spanyol) artinya Brazil saja yang jagoan bisa dikalahkan, apalagi Spanyol.

Tak hanya pemilihan istilahnya saja yang kreatif, alur cerita yang dikarangnya juga sangat menarik, sehingga kita seperti sedang dibawa ke dalam suasana perhelatan sepakbola, namun dalam kondisi yang “paciweuh bin pabaliut.”

Tahun 2008 silam, dalam rubrik yang sama, Kang Ibing juga pernah mengarang tentang suasana upacara pembukaan Piala Eropa yang pasti hanya ada dalam rekaanya. “Para panitia pelaksana menyanyikan mars Euro 2008, yang kata-katanya merupakan harapan dari masyarakat Eropa. Viva Euro 2008…Zurich Jenewa Tonkgu Le Mengbale (jurig jeung ririwa tong ngaganggu nu keur mengbal – hantu jangan mengganggu yang sedang bermain sepakbola),” demikian tulisnya.

***
Kang Ibing memang bukan hanya seniman komedi, dia seorang penulis yang piawai, dan sastrawan yang andal. Eddy D. Iskandar, dalam rubrik Khazanah, Pikiran Rakyat, 22 Agustus 2010, menulis bahwa seorang Mh. Rustandi Kartakusumah (Redaktur majalah Gondewa tahun 1970-an) dalam sebuah esainya pernah memuji karya Kang Ibing sebagai karya sastra Sunda yang layak disejajarkan dengan karya sastrawan Rusia ternama, Anton Chekhov.

Komentar»

1. za - Juni 13, 2014

Top mah Kang Ibing!

2. Erit07 - Juni 13, 2014

Jagoin mana nih?

3. dfie - Juni 13, 2014

Top markotop dah kang ibin!
mau info aja nih buat para blogger2 indonesia buat ikutan kompetisimenulis.com. sebuah kompetisi mengenai ulasan otomotif (mobil). makasih

4. sarjoni - Juni 20, 2014

Gayanya classic modern neh, mantap top markotop

5. Tiarani - Juni 27, 2014

Top banget dah pkoknya Kang Ibing…

6. Krisdinar - Juli 13, 2014

Selain menulis kang Ibing juga piawai dalam ngadongeng. Tahun 70an biasanya siaran di Radio Mara.


Tinggalkan komentar