jump to navigation

Memburu Cita Rasa Teh Januari 4, 2008

Posted by indra kh in food and drink, health and wellness, Jalan-jalan, pasar.
trackback

Dibanding minum kopi saya sebenarnya lebih suka minum teh. Apalagi jika musim hujan seperti sekarang ini. Menikmati secangkir teh hangat ditemani pisang goreng dan ubi goreng sepertinya merupakan pilihan yang mantab. Pun ketika kita kelelahan. Secangkir teh dingin (bukan es teh) dari poci biasanya mampu menyegarkan badan.

“Salah satu kios penjual beraneka macam teh di pasar Mandalagiri, Garut (indrakh)”

Diantara Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan beraneka merk teh seperti teh Walini, Sariwangi, 2Tang, Sosro, Tong Tjie, Goalpara, dll. Setiap orang tentu memiliki seleranya masing-masing. Saya pribadi untuk teh bermerk cenderung memfavoritkan teh hitam Walini produksi PT Perkebunan Nusantara VIII.

Ketika beberapa tahun lalu ada sebuah pekerjaan di kantor PTPN VIII, Sindang Sirna , Bandung saya sempat berbincang-bincang dengan salah seorang yang terlibat dalam penentuan kualitas teh. Menurutnya teh Walini memang dipilih dari teh berkualitas baik. Jauh dari kualitas teh yang biasa digunakan untuk teh celup. Sehingga tidak heran jika rasanya enak.

Namun demikian bila ditanya jenis teh apa dan darimana yang paling saya suka pasti jawaban saya adalah teh gagang (batang) yang bahannya diambil dari perkebunan-perkebunan di kawasan Cilawu, dan Cikajang, Garut. Masalahnya adalah untuk mendapatkannya juga tidak mudah. Saya baru menjumpai sejumlah kios yang menjual teh tersebut di pasar Mandalagiri, di pusat kota Garut. Di Bandung sendiri hingga kini saya belum menemukan penjual teh serupa. Jika diantara Anda ada yang memiliki informasi tentang kios teh yang menjual jenis teh tersebut di Bandung silahkan informasikan di sini.

Salah satu hal yang paling mengasyikkan bila saya datang ke sana (kios teh pasar Mandalagiri) adalah mencium bermacam-macam aroma teh yang baru disangray (digoreng). Wangi sekali. Masing-masing memiliki kekhasan sendiri. Jenis tehnya bermacam-macam. Ada teh hijau, teh merah, teh hitam, maupun teh putih. Di tempat tersebut Anda juga bisa membeli jenis teh daun, teh batang, atau pucuk teh. Bila Anda suka beraneka jenis bunga yang bisa menambah cita rasa teh, di kios-kios tersebut juga tersedia. Seperti melati, kembang pacar, dll.

Harga satu Kg teh bervariasi. Setahu saya dari mulai Rp. 3000, – hingga belasan ribu rupiah. Tergantung jenis teh dan bunga tambahannya.

Oh iya sedikit kilas balik tentang asal mula teh masuk ke Indonesia adalah seperti ini. Informasinya saya peroleh dari web site Sosro. Teh mulai dikenal di negeri ini sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia. Namun pada saat itu penggunaannya hanya sebagai tanaman hias. Bukan digunakan untuk minuman.

Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan teh dengan mendatangkan biji-biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudayakan di pulau Jawa. Usaha baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr.Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang.

Usaha perkebunan Teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa ( Culture Stetsel ). Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang, perkebunan dan perdagangan teh juga dilakukan oleh pihak swasta.

Nah apakah Anda juga seorang penikmat teh? Teh jenis apa atau merk apa yang Anda sukai. Silahkan berbagi di sini.

Komentar»

1. almascatie - Januari 4, 2008

waduh sayah termasuk penikmat teh juga apalagi seperti paragraph pertamax.,… menikmati secangkir teh dengan pisang goreng ikhhh mantap bener pak… kalo ngopi sih biasanya sore-sore atau hujan.. tapi kalo begadang lebih banyak minum teh ding hehehhehe
*teh paporit sariwangi*
😆

@ almascatie: kalau saya ngopi mah sekali-kali aja, bang, kebanyakan ngeteh 😀

2. LieZMaya - Januari 4, 2008

hehe abimah sabalikna kang
resepna kana kopi, pami teh paling pami nuju teu arenak awak 😀
biasanamah nu enak walini 😛

@ LieZMaya: wuehh Walini, sami ah saselera 🙂

3. Rayyan Sugangga - Januari 4, 2008

Sama mas saya lebih suka minum teh. Malah sebetulnya sudah nggak bisa minum kopi lagi. Kadang bandel minum kopi, hasilnya perut langsung terasa kosong, mual dan mules.

Untuk teh, saya suka teh hijau hangat atau teh poci dengan gula batu. Tapi saya baru tahu ternyata ada Tcara menjual teh seperti di Garut ini, lain kali mau coba juga ah 🙂

@ Rayyan: Betul minum teh poci campur gula batu memang enak, apalagi kalau tehnya teh tong tjie

4. peyek - Januari 4, 2008

kalo di Gresik, terkenalnya ngopi, jadi kalimat ajakannya “ayo ngopi”
meskipun disitu bukan cuman jual kopi, jarang terdengar “ayo nge-teh”, meskipun nantinya cuman minum teh sama tempe goreng panas plus petis sekalian lombok ijonya, hehehehe…. 🙂

@ peyek: ngopi = ngemil berarti yah 😀

5. Ram-Ram Muhammad - Januari 4, 2008

Assalaamu ‘alaikum. Salam kenal dari saya yang kebetulan juga orang Garut… :mrgreen:

saya termasuk penyuka teh, teh apa saja asal jangan teh yang beraroma melati… Saya juga lebih menyukai teh tubruk tanpa gula ketimbang teh celup. Kalau sakit perut, pertolongan pertama untuk mengobatinya adalah meminum teh pahit dan norit, dan alhamdulillah sembuh.

@ Ram-Ram Muhammad: Waalaikumussalam. Salam kenal juga, wuehh pendak sareng asgar oge :mrgreen:

6. roisz - Januari 4, 2008

Pertamax

@ Roisz: kegenepx 😀

7. roisz - Januari 4, 2008

kalau saya pribadi, secara jujur menyukai teh dengan aroma melati,…
mungkin karena saya suka dengan wewangian melati, yang terasa lebih menenangkan.

paling enak adalah sore hari, ketika suhu udara relatif dingin (di Bandung), ditemani dengan satu gelas teh wangi dan buku bacaan.

oooh, sedap.

@ Roisz: apalagi kalau dicampur melatinya dadakan, mang. Dijamin mak nyezz

8. Rully - Januari 4, 2008

pertamax!

kalo teh, saya sekarang lagi suka teh cap botol. seduh pake air mendidih, ditambah gula sesuai selera. sediakan sendok “keur nyingkahkeun runtah teh nu ngarapung di luhur gelas”. slurp … muantab. :mrgreen:

@ Rully: salah om bukan pertamax, tapi kedelapanx, hehe. Wueeh bener teh cap botol oke juga 🙂

9. roffi - Januari 4, 2008

kalo aku teh suka kopi suka juga. 🙂

Teh yang langsung dari petani kayaknya enak banget ya? nyobian ah

@ roffi: kalau mau nyobian ajak-ajak saya ya bos 😀

10. Muhammad Zulfikar - Januari 5, 2008

saya juga suka Teh 🙂

@ Zulfikar: suip 🙂

11. adjie - Januari 6, 2008

Sepakat! teh walini memang enak banget…
apalagi kalau kita menyajikannya dengan perfect banget. Dulu pernah waktu di kantor PTPN disajikan teh walini, rasanya mantep banget… mungkin teh terenak yang pernah saya nikmati. Waktu saya tanya apa rahasianya, dia bilang cara memasaknya sampai air yang digunakan. Dia bilang kalau teh yang barusan saya minum airnya didatangkan langsung dari malabar huehehehe…
mau minum teh enak aja susah amat 😀

@ adjie: sepokat ji, eh sepakat 😀

12. Teh Dianz - Januari 7, 2008

saya juga suka Teh 🙂 –kata muhammad zulfikar–

Maksutnya teh apa Teh?
kan ada teh walini ada Teh Wini, ada teh sariwangi ada Teh Sari :)) ….

@ Teh Dianz: jangan-jangan teh dianz, hehe

13. kangguru - Januari 7, 2008

Paingan beda rasana teh walini teh, kantos ngaraosan basa amengan ka pemandian Ciwalini kengeng 5 bungkus promosi teh walini maknyusss, tapi mendingan ngopi, bari nyerebung bako mole buatan cigasti hehehehhe

@ kangguru: halah bako mole, jadi hoyong wak, hehe.

14. awan sundiawan - Januari 7, 2008

Saya juga lebih senang teh daripada kopi. Salam kenal. 😀

@ awan: salam kenal kembali. trims sudah mampir

15. Sayap KU - Januari 7, 2008

Secangkir teh hangat rasa jasmine plus perasan jeruk .. duh, hangat diperut. Mas mau Ade buatin?

-Ade-

@ Ade: wah mantap tuh, de 🙂

16. IndraPr - Januari 7, 2008

Sama, Kang. Saya juga lebih suka teh dibandingkan kopi. Apa karena orang Sunda rata-rata lebih suka teh daripada kopi, ya? 🙂 🙂

@IndraPr: jigana mah begitu, ya kang 🙂

17. oRiDo - Januari 8, 2008

utk kondisi santai, mungkin teh adalah teman yg enak, makanya teh botol laku banyak..
*bukan pesen sponsor*

upami teh nu hiji deui kumaha kang?
teh eta.. si teteh…
heheheh..

@ oRiDo: teh anu hiji deui ge, hehehehe. Aya-aya wae si akang mah

18. andri - Januari 12, 2008

ya-pak-yang namanya minum teh itu kalo di budaya jawa- seperti minuman wajib kalo bertamu – so sepertinya harus dihidangkan entah dari jaman sejarah nya dulu harus gitu.. tapi ngomong-ngomong minum teh ada pengaruh tuk kesehatan gak ya??…

19. Djoko Empeng - Januari 26, 2008

Waduh …, indahnya hujan – hujan dan minum teh hangat

20. kancutmerah - Februari 19, 2008

saya jadi kangen minum teh … 🙂

21. Memulai Aktifitas Dengan Teh Hijau « Rayyan Sugangga, Ayo Berbagi … - Mei 27, 2008

[…] Teh hijau sangat mudah diperoleh di pasaran, terdapat berbagai merek yang terkenal. Bagi pecinta teh yang senang berburu cita rasa berbagai jenis teh dapat berkunjung ke Blognya Mas Indra KH. […]

22. aWi - Mei 28, 2008

saya suka teh yang disuguhi saat berkunjung keluarga di Cikajang. Wuihh, pait bener, tapi mantab. Serasa bener tehnya

23. gajahkurus - Mei 29, 2008

Teh hijau asli emang mantap…sdh pernah nyoba langsung dari TKP 😀

24. muhammad akbar - April 8, 2010

teh tong tji yang diseduh paling mantap…rasa tehnya berasa… >.<

25. Ekozul - Juni 12, 2010

teh mmg mantab. saya suka… 😀

26. ahmad fa bregas - Juli 25, 2010

teh tubruk slalu menyapa senyum tak kenal waktu….
dari sekian banyak cap teh sampai sekarang saya masih pake teh cap gopek dari slawi, tegal..
mantabbbbb euy..
salam penikmat teh tubruk

27. icha - September 15, 2010

mmmpppttz teh punya keluarga khu ghu nyangqka ugha dha dhie internet rasa’a senengq bngqttz hehe teh sugema maju terus,sukses selalu

28. Tika - Oktober 17, 2010

teh cap tiga jalak… karena aku belajar bagaimana prosesnya sehingga kita bisa mencium harumnya teh hijau alami tanpa campuran apapun… wajib coba… asal bisa bikin teh nya… menikmatinya makin enaaaakkkkk…

29. Adiksi Teh Tarik | Nguliner - Desember 1, 2010

[…] Ah kenapa saya jadi adiksi teh tarik, mungkin karena saya lebih suka teh ketimbang kopi, seperti cerita saya beberapa waktu lalu di sini. […]

30. ela - September 29, 2012

karena saya asli tegal,jadi sehari bisa habis 4-5 gelas teh dgn atau tanpa gula,biasanya tante selalu kirim teh dari tegal,bisa teh GOPEK,POCI atau TONG TJI


Tinggalkan komentar