jump to navigation

Nestapa Mushala di Pusat Belanja Agustus 26, 2009

Posted by indra kh in hidup, Islam, Jalan-jalan, Masjid, ramadhan.
Tags: , , ,
trackback

Pusat perbelanjaan atau mal di negeri ini terus bertambah bak cendawan di musim hujan. Setiap tahun muncul mal baru, terutama di kota-kota besar. Namun, bila kita amati tidak banyak pusat perbelanjaan  yang menyediakan mushala yang layak dan nyaman bagi pengunjungnya. Sebagian besar pusat perbelanjaan menempatkan mushala satu lantai dengan area parkir pengunjung di basement. Padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, yang tentunya membutuhkan tempat ibadah yang nyaman untuk menunaikan shalat lima waktu.

"Petunjuk mushala di sebuah mal (doc/indrah)"

"Petunjuk mushala di sebuah mal (doc/indrah)"

Fasilitas ibadah yang tidak berada di tempat strategis ini tentu cukup menyulitkan pengunjung maupun para karyawan di pusat perbelanjaan itu untuk mencapainya. Selain lokasi yang berada di bawah tanah, kebanyakan mushala di mal negeri ini memiliki ukuran yang sempit dan pengap karena tidak dilengkapi fasilitas sirkulasi udara yang baik. Antrian pengunjung pada saat masuk waktu shalat di mushala mal-mal pun akhirnya tidak bisa dihindari. Bahkan antrian tidak hanya nampak di pintu mushala saja namun juga bisa kita saksikan di tempat wudhu, karena terbatasnya jumlah fasilitas untuk berwudhu.

Lokasi mushala di sebuah pusat perbelanjaan juga tak jarang membingungkan, karena tidak tersedianya petunjuk informasi yang jelas. Akhirnya salah satu jurus jitu yang sering ditempuh oleh para pengunjung adalah bertanya kepada petugas keamanan (satpam) gedung, meskipun terkadang masih belum bisa menyelesaikan masalah.

Padahal bila dicermati bukan sebuah kerugian bila pengelola gedung bisa menyediakan sarana ibadah yang nyaman. Selain bisa menambah citra mal tersebut, fasilitas ibadah di mal-mal tersebut sebenarnya bisa menjadi salah satu daya tarik atau pertimbangan pengunjung dalam memilih pusat perbelanjaan yang akan mereka kunjungi.

Sebenarnya bukan tidak ada mal yang menyediakan mushala yang nyaman. Saya sendiri pernah mengunjungi sebuah mal di kawasan SCBD Jakarta yang memiliki mushala yang bagus dan ditempatkan di lantai utama. Saat masuk, pengunjung akan disambut ucapan salam dari seorang petugas mushala yang standby di meja mirip front office di gedung perkantoran. Deretan kursi panjang khusus bagi jamaah pria dan wanita untuk kenyamanan melepas alas kaki disediakan tak jauh dari pintu masuk. Mushala tersebut memiliki 2 fasilitas wudhu yang nyaman. Desainnya pun dibuat terpisah antara tempat wudhu jamaah pria dan wanita . Dua ruang mushala ber-AC yang cukup luas dan beralaskan karpet tebal siap memberikan kenyamanan beribadah bagi para pengunjung mal tersebut.

Di sebuah mal di Kota Bandung, saya juga pernah mendapati mushala yang cukup nyaman, meskipun tingkat kenyamannannya belum senyaman seperti mushala di SCBD tadi. Ya, sayangnya belum banyak mushala seperti itu. Ironis memang, di negeri yang mayoritas dihuni oleh penduduk muslim namun hanya mendapatkan tempat shalat di sebuah sudut sempit dan pengap di lantai bawah tanah ketika mereka akan berbelanja.

Mungkin diantara Anda ada yang memiliki informasi atau memiliki pengalaman menunaikan ibadah di mushala pusat perbelanjaan lain silahkan turut berbagi di sini.

Komentar»

1. hevi.fauzan - Agustus 26, 2009

Saya setuju, kalau mushala yg refresentatif bisa menjadi salah satu daya tarik sebuah mall. Kalau perlu bangun mesjid sekalian di samping mall. Supaya pengunjung gak kesulita.

2. sawali tuhusetya - Agustus 26, 2009

memang benar tuh, mas indra. musholla di pusat2 perbelanjaan sering ditempatkan di pojok. ada kesan sekadar asesoris religius semata. tak jarang, umat islam yang mau shalat mesti muter2 dan tanya sana-sini. doh.

3. .lala - Agustus 27, 2009

seumur umur, baru mushola di mall bandung ajah yg nyaman,
di …
kok jadi lupa gini nama mallnyah.. hehe

kalo di kantor mah, di telkom japati yg guede

iyah… tapi kalo di mall, yg musgholanya di basement, sy mending ke mushola yg disediain 21, bersih dan lumayan nyaman.

4. joko - Agustus 27, 2009

Mungkin alasannya, pertama karena musholla kategori bangunan non komersial jadi pengelola Mall akan lebih banyak menempatkannya di lokasi selain lokasi Prime area seperti di Carpark atau lantai paling atas Mall. Kedua, pemilik Mall kebanyakan adalah Non Pri dan Non Muslim jadi musholla hanya sekedar pelengkap aja.
Thanks, Mas udah berkunjung di Blog saya. salam kenal juga

5. za - Agustus 27, 2009

Yang di SCBD, itu PP bukan Mang Indra? Sekarang di mal-mal baru di Jakarta semakin banyak yang menyediakan musholla yang bersih dan nyaman. PP satu diantaranya. Lainnya (eh nanti malah iklan 😉 )

6. adipati kademangan - Agustus 27, 2009

Mushalla dalam arti tempat menghadap Tuhan. Namun sangat miris sekali ketika masuk ke musholla yang ternyata terpojokkan, sempit, pengap, remang-remang, menyulitkan untuk sholat. Apakah memang harus begitu, menghadap Tuhan ketika berada di mall ?

7. Dangstars - Agustus 27, 2009

Kalo mesjid dekat Mall…gak setuju ,,karena nantinya yang penuh isiya pasti Mal
BTW,,kalo di Mall diwajibkan ada Mushola stuju sekali….

http://dadangsupriadi.wordpress.com/2009/08/21/arti-sebuah-nama-anda/l

8. Dangstars - Agustus 27, 2009
9. nengthree - Agustus 27, 2009

Dibandung ada yg lumayan lah..
Ciwalk meureun..
Tempatnya dipisah laki2 sm perempuan..trus bersih, ga di basement juga kang.
Enakeun lah lumayan.
Yg lain sih standar di basement emang..
Hahaha..
Duka ah abdi mah orang rumahan..tara ameng ka mall hahaha..

10. pakde - Agustus 27, 2009

Mungkin masih menganut pola “Jauh lebih baik daripada nggak ada sama sekali” mungkiiiiin…. developer/pengelola tidak memandang mushola itu sebagai tolak ukur agar pengunjung bisa ramai berdatangan. Mereka maunya pengunjung itu datang hanya untuk belanja saja, bukan untuk shalat. Saya malah makin penasaran di negara2 yang mayoritas moslem seperti arab. apa mereka memperhatikan ini juga?

Kita jalan2 ke arab yuk kang!

11. mas8nur - Agustus 28, 2009

Di Amplas Jogja mushala dibangun di lahan parkir atap gedung bangunannya juga bagus spt mushala di kampung. Jadi disamping lokasinya yg jauh dari kebisingan mall, juga bisa sambil menikmati suasana segar dan langit biru.

12. Yari NK - Agustus 28, 2009

Iya nih…. terkadang juga mushola lebih dekat ke WC dibandingkan di tempat2 yang lebih “terhormat” di dalam mal. Seolah2 mushola ‘akrab’ dengan WC. Tetapi tak mengapalah…. daripada tidak ada sama sekali, yang penting tempatnya bersih dan bebas dari najis.

13. indra kh - Agustus 28, 2009

Kang Hevi, usul yang bagus kang

Pak Sawali, memprihatinkan

Neng Lala, kalau kantor banyak yang bagus mushalanya, meskipun tidak sedikit juga yang masih menempatkannya di area basement

Mas Joko, boleh jadi seperti itu mas

Za, yup betul PP

14. coretanpinggir - Agustus 28, 2009

Mungkin dari hasil survey mereka sebelum bangun Mall, hanya sedikit saja yg shalat walaupun sebagian besar pengunjung mall adalah muslim, jadinya pengembang hanya mencarikan pojok2 sisa buat dijadikan musholla.

Tapi bisa jadi kalau mushola dikomersilkan saya yakin pengembang akan berlomba membangun mushola di mall … 😀

Entahlah….

15. Rully - Agustus 28, 2009

Di Bandung mah, mending ka Ciwalk.
Di Jakarta, ka Pacific Place.

Mushalla-na mantab :mrgreen:

16. abang eddy a - Agustus 28, 2009

engke mah regulasi teh… mushola harus 1/4 dari luas Mall…

17. Bang Aswi - Agustus 28, 2009

Pengalaman shalat di pusat perbelanjaan memang seperti itu: bawah tanah dan sempit. Tetapi ada juga yang lumayan bagus, yaitu di bawah pusat perbelanjaan Yogya Kepatihan, Bandung. Kendati di bawah tanah, mushalanya berbentuk masjid dengan tempat air wudhu memakai pijakan kerikil yang lumayan untuk memijat.

18. antown - Agustus 28, 2009

satpam kadang merangkap sebagai informan dimana ia harus mngerti dimana lokasi mushalla ini

19. HE. Benyamine - September 1, 2009

mungkin perlu dipikirkan, ada yang mengelola dengan menyewa juga pada pemilik mall untuk mushalla (harga nego), bisa saja para pengunjung yang mau sholat “membayar” atau melalui sumbangan untuk mendapatkan tempat yang representatif dan bersih.

20. nengthree - September 1, 2009

Oot ah:
Kang teu acan apdet deui? Hihi..
Sayah nuju puasa fb heula da, insyaallah tahan saminggu mah =))

21. Nophe - September 4, 2009

Wajar aja mushalla di mall merupakan suatu hal yang masih terpinggirkan. wong tujuan didirikannya mall itu kan untuk shopping.
Kan tujuan awal datang ke mall untuk belanja ato cuma cuci mata.
Jarang orang datang ke mall dengan tujuan shalat (krn udah masuk waktu shalat).
Tapi sbg umat Muslim aq sangat tidak setuju jika pendirian Mushalla dipikirkan pada urutan nomor sekian.
Hayya ‘alassholah

(^_^)

22. indra kh - September 9, 2009

Coretan pinggir, mungkin harus ada regulasi khusus sepertinya

Rully, sepakat

Abang, lega pisan meureun bang, aya moal tapi jamaahna mun badag2 teuing?

Bang Aswi, wah saya belum pernah mencoba mushala di Yogya Kepatihan, boleh juga tuh. Mudah2an ada kesempatan untuk mencoba.

Antown, betul

Pak Benyamine, dioutsource ya pak. Boleh juga idenya, saya kira selama fasilitasnya memadai jamaah mungkin tidak merasa keberatan.

N3, eleh lah ku eneng, hehe

Nophe, betul, dan di sini dituntut peranan pemerintah juga untuk memfasilitasi kebutuhan ibadah masyarakat

23. meliamex - Desember 11, 2010

Wuaahh… bener banget tuh kang.. mal gede di Malang jg ada yg kayak gitu.. saya harus tanya dan memastikan ke beberapa orang kalo tempat itu bener2 mushalla. lha gmn saya mau yakin kalo tempat itu cuma berupa lahan sempit yang dibatasi partisi yang rendah, sekitar dada orang dewasa (jd kalo orang berdiri masih keliatan setengah, kayak pas foto gt). alasnya dr karpet seadanya, dan letaknya itu di salah satu sudut counter yg masih belum laku, ga tau gmn nasib mushalla “pas foto” itu kalo counter2nya udah laku dibeli dan buka. yg bikin gemes adalah, saya harus wudhu di tempat cleaning service nyuci kain pel. jadi, mushalla ini tidak dibangun khusus, hny semacam tempat ibadah darurat di lantai paling atas, dan tempat wudhunya jd 1 sm tempat nyuci kain pel, sangat tidak manusiawi 😦


Tinggalkan komentar