jump to navigation

Era Baru Jual Beli Musik Indie April 7, 2016

Posted by indra kh in Budaya, music.
Tags: , ,
add a comment

era baru jual beli musikIndependent music atau sering disingkat sebagai indie music atau indie adalah musik yang diproduksi secara bebas, mandiri, tanpa tergantung kepada label rekaman. Proses berkarya dalam musik yang dilakukan secara otonom. Pemusik atau penyanyi indie bebas berkreasi dalam memilih genre musik. Tidak jarang jenis lagu-lagu yang diciptakan berbeda jauh dengan yang sedang ngetrend di pasaran. Bermusik secara indie tidak ada paksaan tenggat waktu untuk menyelesaikan album, serta tidak ada tekanan dari perusahan label untuk mencapai jumlah penjualan tertentu.

Dalam sejarah musik, The Velvet Underground sering disebut-sebut sebagai pionir dalam musik indie, meskipun sebenarnya The Byrds-lah yang mengawali karir bermusiknya secara indie. Di tahun 60-an Lou Reed dkk dinilai mampu memberikan “pesan” yang berbeda pada setiap lagu yang dinyanyikan. Dibandingkan dengan lagu-lagu yang sedang nge-hit di Amerika keluaran label rekaman terkemuka saat itu, karya The Velvet seperti melawan arus. Tempo pada lagu-lagu The Velvet Underground dibuat cepat ke lambat, melodinya pun dibuat bervariasi. Latar belakang beberapa personel yang pernah bermain musik klasik sedikit banyak mempengaruhi hal tersebut. Pemilihan lirik pun mengambil yang anti mainstream. Singkatnya, mereka menyanyikan tentang segala sesuatu yang orang lain tidak lakukan.
(lebih…)

Ngabuburit & Ngabeubeurang dengan Delman Juli 1, 2014

Posted by indra kh in Budaya, Bulan Puasa, ramadhan.
Tags: , , , , , ,
11 comments

Melihat delman melintasi Jalan Merdeka, sekitar balaikota, di hari kerja bukanlah pemandangan yang biasa. Di setopan Tegalega bahkan menemukan lagi kereta kuda yang lainnya. Dipenuhi dengan penumpang bocah, beberapa diantara mereka sempat-sempatnya bergaya sambil tertawa saat istri saya terlihat membidikkan kamera ke arah mereka. Anak-anak ini terlihat ceria, “ngabeubeurang” dengan cara naik delman, keliling Tegalega.

Delman berpenumpang para bocah melintasi Tegalega (dok: Noorin)

Delman berpenumpang para bocah melintasi Tegalega (dok: Noorin)

Seusai mengantarkan istri tercinta ke tempat kerja, saya kemudian memilih Jalan Bojongloa untuk jalan pintas. Tanpa disangka di sekitar makam Astanaanyar menemukan delman lagi. Kali ini jumlahnya ada dua. Sekumpulan bocah terlihat berlomba untuk menaiki kedua delman tersebut. Oh…mungkin delman yang saya lihat di Tegalega tadi juga asalnya dari tempat ini.

(lebih…)

Pertokoan King’s Kebakaran Juni 24, 2014

Posted by indra kh in Bandung, bencana.
Tags: , , ,
3 comments

Seusai mengantarkan istri tercinta ke tempat kerja, kupacu si biru menuju Bojongloa. Ketika berhenti di perempatan Pasirkoja, di arah timur tampak asap membubung tinggi. Kepulan berwarna hitam tampak kentara dalam pandangan mata, karena langit di atas Bandung tadi pagi sebenarnya sedang cerah tersinari matahari.

Raungan sirene mobil pemadam kebakaran terdengar bersahutan setibanya di Dewi Sartika, dan kulihat begitu banyak orang berkumpul di depan toko Yogya. Sebagian dari mereka tampak sedang membidikkan kamera ponselnya dari jauh, memotret King’s Shopping Centre yang sedang dilalap api. Garis polisi sudah melintang di mulut Kepatihan, sehingga mereka tak bisa mengambil gambar lebih mendekat lagi.

King's Shopping Centre dilalap si jago merah

King’s Shopping Centre dilalap si jago merah (foto: indra kh)

Para pekerja di sekitar Dalem Kaum dan Kepatihan hari ini terpaksa tak bisa masuk kerja, karena kebakaran menunda aktivitas mereka. Menurut berita, kebakaran Kings sudah terjadi sejak semalam tadi. Entah sampai kapan sang jago merah akan terus menyala, karena kobaran apinya belum juga mati hingga kini.

(lebih…)

Kang Ibing dan Rubrik Piala Dunia Juni 12, 2014

Posted by indra kh in Budaya, sepakbola.
Tags: , , ,
6 comments

Ajang piala dunia kali ini rasanya kurang lengkap karena tidak ada lagi rubrik sepakbola oleh Kang Ibing di Harian Umum Pikiran Rakyat. Komentar tentang pertandingan ditulisnya dengan cara jenaka dan menghibur. Sisipan kata-kata dalam isi rubriknya yang diambil dari Bahasa Sunda, dirangkainya dengan unik sehingga seakan-akan menjadi bahasa asli dari negara peserta. “Slinmach caprucken” (silaing mah ngacapruk) yang sepintas dibaca seperti Bahasa Austria, atau Brazilen nu jagoen diskten, komo Spanyolen!, (Brasil nu jago disikat, komo Spanyol) yang mirip Bahasa Belanda adalah contoh bahasa buatan Kang Ibing dalam ulasannya.

Kang Ibing (kanan) saat masih bersama grup lawak D'Bodors (foto dari www.indonesianfilmcenter.com)

Kang Ibing (kanan) saat masih bersama grup lawak De Kabayan (foto dari http://www.indonesianfilmcenter.com)

(lebih…)

Kebutuhan Fasilitas Cetak Tiket KA yang Ramah Lansia Juni 9, 2014

Posted by indra kh in Budaya, hidup, lansia.
Tags: , ,
8 comments

PT Kereta Api Indonesia (KAI) beberapa waktu lalu telah meluncurkan sistem Cetak Tiket Mandiri (CTM) di sejumlah stasiun, untuk mengurangi antrean calon penumpang di loket. Inovasi ini menurut saya sangat bagus karena memberikan kemudahan bagi calon penumpang, apalagi sebelumnya KAI juga sudah memiliki fasilitas pemesanan/pembelian tiket secara online.

Cetak Tiket Mandiri di Stasiun Gambir

Cetak Tiket Mandiri di Stasiun Gambir

Awalnya saya menduga semua orang pun memiliki penilaian yang sama, merasa dimudahkan dengan adanya pelayanan tiket dengan bantuan teknologi tersebut, namun ternyata dugaan saya salah, karena bagi sebagian lansia fasilitas pemesanan online dan cetak tiket mandiri KAI itu cukup merepotkan mereka.

(lebih…)